Senin, 01 April 2019

Cara Menghitung Bunga Mengambang


Cara Menghitung Bunga
Cara Menghitung Bunga

Untuk pinjaman dengan penerapan bunga mengambang sebenarnya cukup menguntungkan tapi memiliki risiko yang terhitung cukup berat. Kenapa? Bunga mengambang cenderung mengikuti perkembangan suku bunga pada setiap kenaikan dan penurunan sistem bunganya. Apabila suku bunga umum naik maka angsuran juga naik namun sebaliknya akan terjadi apabila bunga turun.
Simpanan atau pinjaman yang menerapkan bunga mengambang cukup diminati oleh para karyawan maupun pengusaha. Sebenarnya bunga mengambang ini cukup menguntungkan. Hal ini karena anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk cicilan terhadap pinjaman anda, terutama apabila suku bunga pasar sedang mengalami penurunan, dan anda bisa memanfaatkan secara lebih.
Namun apabila suku bunga yang kamu miliki sedang naik di pasaran, maka anda akan merasakan biaya angsuran yang cukup memberatkan. Pada kenyataannya, perkembangan suku bunga saat ini semakin lama cenderung semakin naik. Suku bunga seperti ini biasanya mengikuti BI rate sebagai titik suku bunga acuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia.
Namun saat ini kebanyakan bank mengikuti untuk membuat acuan suku bunga dengan menggabungkan antara bunga tetap dengan bunga mengembang. Penerapan bunga seperti ini biasanya dikarenakan konsumen yang ingin mendapatkan kepastian jumlah dalam angsuran sehingga mereka tidak perlu melakukan perhitungan ulang terhadap jumlah cicilan.
Berikut ini adalah contoh perpaduan antara suku bunga tetap dan berkenbag adalah, Bank ABC menawarkan pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan suku bunga 10% per tahun untuk tahun pertama. Selanjutnya mereka menerapkan suku bunga lebih tinggi KPR yakni maksimal sekitar 13% untuk tahun kedua dan perubahan lanjutan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar