Kaku tempatmu bersandar dalam kenang..
Lukis lelah serta puasmu jelas terisat di sorortan matamu..
Dalam kerangka kenangan engkau gunakan pelapis banggamu..
kaku ungkapmu yang memilih bungkam..
Layangan rasa penasaran..
Memaksa mengerti ungkapan bungkam itu..
Hitamnya jalan kenangan..
Kelamnya masa membelenggu rasa..
Gelegar gencatab bak lagu terkutuk..
Banjir darah jadi sulutan semangatmu..
Geletaknya yang tak bernyawa pacu Jiwa..
Dalam segala lelah dan resah engkau berjuang..
Engkau lupakan segala kepunyaanmu..
Langkah hampa yang tak memiliki kemungkinan..
Wujudkan Impian mulia..
Atas nama Bangsa Indonesia..
Tidak di hiraukannya upah atas jasa..
Gugurnya engkau mempertahankan kesaktian bangsa..
Dalam sukma yang tergantung.
Mati masa yang hidup sukmanya dalam kenangan..
Lukis lelah serta puasmu jelas terisat di sorortan matamu..
Dalam kerangka kenangan engkau gunakan pelapis banggamu..
kaku ungkapmu yang memilih bungkam..
Layangan rasa penasaran..
Memaksa mengerti ungkapan bungkam itu..
Hitamnya jalan kenangan..
Kelamnya masa membelenggu rasa..
Gelegar gencatab bak lagu terkutuk..
Banjir darah jadi sulutan semangatmu..
Geletaknya yang tak bernyawa pacu Jiwa..
Dalam segala lelah dan resah engkau berjuang..
Engkau lupakan segala kepunyaanmu..
Langkah hampa yang tak memiliki kemungkinan..
Wujudkan Impian mulia..
Atas nama Bangsa Indonesia..
Tidak di hiraukannya upah atas jasa..
Gugurnya engkau mempertahankan kesaktian bangsa..
Dalam sukma yang tergantung.
Mati masa yang hidup sukmanya dalam kenangan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar